Groundbreaking di UPI, Tandai Berdirinya Sarana dan Prasana CoE yang Memadai
Hari ini Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melakukan grandbreaking yang menandai dimulainya pembangunan pembangunan dan pengembangan kompleks pendidikan, yang didukung sarana dan prasana belajar-mengajar yang memadai.
“Salah satu tujuan proyek adalah meningkatkan kualitas program studi yang sudah ada dan membentuk program studi baru sesuai tuntutan Revolusi 4.0. Oleh sebab itu dukungan fasilitas belajar-mengajar yang baik adalah mutlak. Hari ini adalah hari yang bersejarah karena kita menorehkan langkah awal menuju CoE UPI yang betul-betul unggul,” tegas Direktur Sumberdaya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Muhammad Sofwan Effendi.
Tim PT. Adhi Karya sebagai kontraktor konstruksi menjelaskan bahwa kompleks fasilitas pertama yang dibangun meliputi Gedung CoE seluas 9.800 m2 dengan tinggi 8 lantai, gedung FPTK seluas 7.690 m2 yang terdiri dari 7 lantai, serta Gedung P3G seluas 9.940m2 dan setinggi 8 lantai. Pekerjaan Umum Paket Pertama ini akan berlangsung mulai bulan Oktober 2020 sampai dengan April 2022.
Menyusul pekerjaan paket pertama, kompleks fasilitas kedua yang akan dibangun meliputi Gedung Tahap 2 dengan luas 880m2 setinggi 6 lantai, gedung Pasca Sarjana seluas 8.440m2 dan setinggi 6 lantai, Gedung Fakultas Seni dan Desain seluas 9.810 m2 dan setinggi 6 lantai. Pekerjaan Umum Paket Kedua akan meliputi pembangunan Gedung FEB, FPSB dan Pasca Sarjana yang akan dimulai April 2021 sampai dengan Desember 2022.
Gedung ini dibangun dengan menerapkan konsep green building, dan menggunakan material ramah lingkungan, contohnya penggunaan penutup dinding yang mudah dirawat, diharapkan untuk mendapat nilai rating green yang baik dan dapat memberikan dampak yang ramah terhadap lingkungan di sekitarnya. Gedung juga didesain ramah gender serta ramah difabel.
Cakupan proyek pembangunan ini tidak hanya menyangkut infrastruktur bangunan tetapi juga mencakup pengadaan dan peningkatan peralatan untuk laboratorium, ruang workshop, pengadaan furnitur dan sistem audio, serta pengembangan sistem informasi dan teknologi. Di luar perangkat-perangkat keras tersebut, direncanakan pula pengembangan kurikulum, program penelitian, serta pelatihan non gelar, sehingga menjadi UPI sebagai smart campus yang terpadu.
Manajer Proyek PIU AKSI untuk Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Aim Abdulkarim mengatakan, “Nilai pinjaman untuk UPI adalah sebesar 50,725 juta USD atau setara 809 milyar rupiah. Pemanfaatan dana pinjaman tersebut melalui Proyek AKSI akan membawa manfaat yang begitu besar, namun demikian akan meninggalkan pekerjaan rumah bagi generasi masa depan. Maka, seluruh pihak yang diberi amanat untuk menjalankan proyek ini harus bisa memastikan bahwa proyek berjalan dengan baik dan bertanggung jawab.”
Pembangunan gedung ini, diawali dengan pembuatan Detailed Engineering Design (DED) yang dilakukan oleh PT. Pandu Persada; kemudian dikawal oleh PT. Ciria Jasa Cipta Mandiri dalam hal Project Management Service Consulting (PMSC); dan pekerjaan konstruksinya sendiri dilaksanakan oleh PT. Adhi Karya.
Melalui cakupan proyek yang komprehensif tersebut, UPI diharapkan dapat menjadi PTN yang mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, kualitas dan tingkat kompetensi calon guru SMK, relevansi antara lembaga pendidikan guru vokasi dengan kebutuhan industri, mutu pendidikan di SMK melalui rekrutmen guru-guru kompeten, produktivitas dan kualitas riset dosen, mendukung mutu pembelajaran dan kualitas keluarannya demi menjawab kebutuhan masyarakat, mendukung kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan vokasi, serta memperkuat kerjasama baik di tingkat nasional maupun internasional dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan vokasi. “Dan terutama, UPI harus menjadi perguruan tinggi besar yang terintegrasi dengan tujuan pembangunan nasional,” pungkas Prof. Aim.